Rabu, 22 Juli 2009

Sastra Melayu Klasik

Sejarah Sastra Melayu klasik berawal pada abad 16 masehi. Sejak itu gaya bahasa yang digunakan tidak banyak mengalami perubahan. Dokumen pertama yang dikenali menggunakan bahasa melayu adalah surat dari Raja Ternate,
Ket: Kedaton Ternate
Sultan Abu Hayat kepada seorang raja di Portugal yang bernama raja Joao III yang bertanggalkan tahun 1521 Masehi.
Ket: Raja Joao III Portugal

Saat ini tercatat terdapat tujuh bentuk dari sastra melayu. Gurindam, Hikayat, Karmina, Pantun, Syair, Seloka dan Talibun.

Gurindam

Gurindam adalah bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua larik (baris), mempunyai irama akhir yang sama dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Larik atau baris pertama berisikan semacam soal atau perjanjian, sedangkan bait kedua adalah jawaban soal atau akibat dari perjanjian tersebut. Di kenal juga Gurindam dua belas yang di tulis oleh Raja Ali Haji dai Kepulauan Riau. Berikut ini contoh gurindam

Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang


Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat

Untuk Gurindam dua belas, silahkan klik disini

Hikayat

Hikayat berasal dari bahasa Arab hikayah yang berarti kisah, cerita, atau dongeng. Pengertian mengenai hikayat ini bisa ditelusuri dalam tradisi sastra Arab dan Melayu lama. Dalam sastra Melayu lama, hikayat diartikan sebagai cerita rekaan berbentuk prosa panjang berbahasa Melayu, yang menceritakan tentang kehebatan dan kepahlawanan orang ternama dengan segala kesaktian, keanehan dan karomah yang mereka miliki.

Pantun

Pantun merupakan sejenis puisi yang terdiri atas 4 baris bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a. Dua baris pertama merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam (flora dan fauna); dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Contoh Pantun:
Wahai ananda cahaya mata
Orang berpantun jangan dikata
Didalamnya ada intan permata
Jikalau faham jadi mahkota


Karmina

Karmina sebuah bentuk pantun yang terdiri dari dua baris; baris pertama sampiran dan baris kedua isinya. Karmina disebut juga pantun kilat; mirip gurindam.

Contoh :
Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senanglah hati
Pinggan tak retak, nasi tak dingin
Tuan tak hendak, kami tak ingin

Ciri-ciri :
1. 2 baris per bait
2. sajak a a
3. 4-5 kata atau 8-12 suku kata per baris/larik


Syair

Syair ialah jenis puisi melayu lama yang berangkap dan setiap rangkapnya mengandung 4 baris ayat yang kesemuanya membawa makna isi dan maksud. Keempat-empat baris itu pula berirama sama.
Syair sering membawa makna isi yang berhubung dengan kias ibarat. Sindiran , nasihat, pengajaran, agama dan juga berasakan sejarah atau dongeng.


Seloka

Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.

contoh seloka 4 baris:

anak pak dolah makan lepat,

makan lepat sambil melompat,

nak hantar kad raya dah tak sempat,

pakai sms pun ok wat ?


contoh seloka lebih dari 4 baris:
Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui


Talibun


Talibun ialah puisi berangkap tentang perincian sesuatu objek atau peristiwa, dan umumnya terdapat dalam genre lipur lara.

Sejenis puisi Melayu berbentuk bebas (ikatan puisi bebas)

Digunakan sebagai sisipan / selingan dalam cerita lipur lara


Dari:
Wikipedia Online
Melayu Online

1 komentar:

Selalu ada tempat berkomentar untuk anda